Radial belum tentu ideal

Memang banyak yang mengakui untuk yang mendewakan kecepatan, ban radial bisa menjadi sahabat yang menyenangkan. Berbeda dengan ban standar, batas kecepatan yang diperbolehkan pada radial bisa mencapai 250 km/jam. Ini memungkinkan karena bahan yang dipakai merupakan campuran bahan karet nilon, fiberglass, polyester dan baja berkualitas tinggi.


Foto : Dok.Gridoto.com

Pada kecepatan tinggi, panas berlebihan akibat gesekan ban dengan permukaan aspal dapat dikurangi ban radial. Dan karena permukaannya yang lebih lebar dibanding ban “biasa” prosentase daya cengkeram radial lebih besar. Saat menikung mobil relatif tetap stabil. Termasuk dalam menaklukan jalan basah sekalipun. Ini karena adanya semacam drainase diantara kembangan ban yang berfungsi menyalurkan air dan membuangnya ke permukaan ban.

Sedangkan ban bisa cenderung selip karena hanya sebagian kecil dari permukaan ban yang bisa mencengkram aspal. Akibatnya, mobil terkesan melayang, apalagi saat hujan, kecenderungan aquaplaning atau hydroplaning amat besar, “Saya lebih yakin menggunakan ban radial, “ujar mantan pembalap nasional, Ananda Mikola. Enaknya lagi, tertusuk paku ban radial tidak mungkin meledak.


Foto : Dok.Shutterstock.com

Karena struktur lapisannya yang kuat, permukaan ban tak langsung robek bila kena paku maupun benda tajam lain, melainkan tekanan udara perlahan-lahan akan berkurang sehingga dapat terhindar dari kecelakaan lebih fatal. Namun menurut sebagian orang, radial tidak selalu yang terbaik. Apalagi untuk urusan kenyamanan.

Ban berprofil rendah ini tak membuat nyaman dalam berkendara. Ini disebabkan karena terlalu dekatnya jarak antara pelek dengan aspal. Sehingga fungsinya sebagai peredam goncangan sedikit terlupakan. Gejala ini amat terasa bila asal tempel ban dan tanpa mengganti sistem suspensi standar. Terkadang meski sudah menggunakan suspensi tipe kompetisi, ban masih saja bergoncang. Kecuali suspensi yang adjustable, yang dapat disetel-setel tingkat kekerasannya.


Foto : Dok.Sportku.com

Karena itu, apabila ingin mengganti ban konvensional dengan ban radial ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Terutama adalah diameter ban, memang banyak yang mengadopsi ring 18, hanya saja mobil tidak bisa melalui jalan kampung. Saat melaju, bagian spatbor (fender) sering bergesekan dengan permukaan ban dan menyiksa penopangnya, kalau ini dibiarkan bukan mustahil spatbor jebol.

Saat melewati “polisi tidur” benturan tersebut terasa kuat. Jangan lupa pula untuk memperhatikan pakem. Misalnya kalau mau ganti pelek standar dengan racing, pakemnya plus 2. Misalnya pelek standarnya 13 tidak boleh mengaplikasikan yang lebih dari 15. Sedangkan bannya berlaku minus 10, boleh menggunakan radial tapi profilnya 60.


Foto : Dok.Sportku.com

Pemakaian adaptor atau specer sebisanya dihindari. Sebab, cara ini amat riskan terhadap roda-roda kendaraan. Jika sial, sedikit saja melewati lubang bukan mustahil dapat mengakibatkan as roda patah. Tapi jangan salah memilih ban, sesuaikan dengan kecepatan dan beban kendaraan. Benda bulat tipe ini juga memiliki tingkatan.

Ban yang dikodei SR dapat digeber hingga maksimal 180 km/jam. Lalu ada ban kode HR yang diizinkan dikebut hingga 210 km/jam. Sedangkan yang terakhir, ban kode VR dapat besut hingga batas kecepatan 240 km/jam.

Posting Komentar

0 Komentar