Di tengah maraknya saat
ini mobil bertenaga listrik (Electric Vehicle) dan mobil bertenaga hybrid
(Hybrid Vehicle), kini muncul sebuah perangkat alternatif pengganti BBM dengan
menggunakan penggabungan energi gas, yakni Konverter Kit. Seperangkat Konverter
Kit yang ramah lingkungan ini sempat diperkenalkan ke kalangan masyarakat di
tahun 2012, namun gaungnya kurang terasa.
Foto : Tokopedia |
Rencananya, Konverter Kit mulai akan dimunculkan kembali oleh perusahaan BUMN PT. Pertamina, sebagai solusi pengganti alternatif bahan bakar fosil. Tujuannya adalah untuk menekan polusi udara yang saat ini menjadi biang kerok persoalan di Ibukota Jakarta. Untuk mengetahui Konverter Kit ini, mari simak penjelasan dan bagaimana kinerja perangkat ini.
Konverter Kit merupakan
perangkat bahan bakar alternatif untuk penggerak kendaraan bermotor yang ramah
lingkungan dan efisien dengan rasio perbandingan BBG dan BBM bergantung pada
jenis mobil yang dikonsumsi. Sebut saja jenis Mercedes Benz dengan rasio
efisiensi bahan bakar gas adalah 1 banding 8 kilometer, sementara BBM mencapai
1 banding 12 kilometer.
Foto : Gridoto |
Konverter kit dan tabung sudah menjadi kesatuan dalam pemasangannya pada kendaraan. Dari segi keamanan, dalam kondisi hidup kendaraan berbahan bakar bensin sekitar 40 meter per detik, sedangkan LGV sekitar 0,8 meter per detik. Berarti kondisi konverter kit berbahan bakar gas dalam kondisi hidup kendaraan lebih rendah dan dijamin aman untuk digunakan.
Adapun produk konverter
kit yang akan digunakan terbagi dua bagian yakni tabung dan kit. Tabung
berfungsi untuk menyimpan gas yang ditempatkan di bagasi mobil. Sementara itu
kit dipasang dibagian mesin mobil. Dalam hal ini mesin dapat mengatur konsumsi
Bahan Bakar Gas dan Bahan Bakar Minyak melalui komputer (chip).
Proses menyalakan mesin
memakai BBM secara otomatis dapat diatur oleh komputer (chip) yang kemudian
selama beberapa detik kemudian pindah ke BBG. Untuk menunjang daya kerja
konverter kit ini, juga dilengkapi dengan sebuah Radio Frequency Identification (RFID) yang terkontrol secara
terpusat. Nantinya, RFID ini akan mengontrol dan melaporkan penggunaan gas dari
sebuah mobil yang telah dipasangi konverter kit.
Foto : Konverter Kit BBG |
Kinerja konverter kit terbilang otomatis dengan taknologi yang berkualitas. Sistem konverter kit ini bersifat bi fuel (bahan bakar bensin dan bahan bakar gas). Bila dirunut, kinerjanya bermula dari pembakaran dalam register tersebut dari radiator, dan dalam kondisi panas yang secara otomatis sensor akan mengatur penggunaan bahan bakar gas. Lalu alat reducer ini mengalir dari radiator yang kemudian diputarkan kembali untuk memanaskan gas.
Semakin panas gas,
semakin cepat pula pembakaran bahan bakar tersebut. Kesemua unit tersebut
dikontrol oleh kinerja ECU (Electronic
Computer Unit). Apabila ECU sanggup untuk temperatur maka secara otomatis
gas akan terbuka semua. Dalam kondisi tersebut bahan bakar bakar minyak dapat berubah
menjadi bahan bakar gas dengan cara tekanan suhu diturunkan. Suhu temperatur
dapat diturunkan hingga dibawah 100 PCI baru bisa menjadi gas.
Bicara letak penempatan
konverter kit memang perlu diperhitungkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Konverter kit dapat disesuaikan untuk semua jenis kendaraan. Untuk
kendaraan jenis tipe sedan dan MPV dapat diposisikan pada bagasi mobil atau
bangku penumpang. Selain itu juga bisa juga diposisikan secara menggelantung di
belakang mobil.
Foto : Kompas Otomotif |
Namun perhatikan jarak antara atap kabin dan lantai kabin mobil tidak boleh lebih dari 20-30 cm. Tujuannya untuk menghindari benturan pada saat kondisi jalan berkerikil. Sebagai informasi, material konverter kit buatan lokal berbahan dasar logam dengan composite yang ringan, sehingga baik digunakan untuk semua jenis kendaraan. Bobot berat hanya sebesar 15 hingga 16 kg, karena beban berat konverter kit yang ringan cukup berpengaruh terhadap efisiensi bahan bakar gas.
2 Komentar
Risikonya ngebeledug kebakar gas, mending jual mobilnya ganti mobil EV dah
BalasHapusTerima kasih telah membaca artikel kami
Hapus